8.17.2008

sebuah cerita untuk ibu

Bu,

Masihkah kau mengenaliku? Seorang putri yang pernah lahir dari rahimmu 24 tahun silam? Mungkin tidak… karena aku telah memakai topeng selama 17 tahun agar kau tak dapat melihatku, melihat lukaku. Ijinkan aku sedikit bercerita tentang suram hatiku. Tentang wajah yang tertutup topeng, tentang tubuh yang sempat ku gadaikan demi kehangatan yang menjadi mimpiku dan juga tentang hatiku yang telah mati.

Bu,

Taukah kau bagaimana hausku akan kehangatan yang menjadi mimpiku? Membuatku menggadaikan tubuhku hanya demi apa yang kusadari kini sebagai fatamorgana. mimpi akan kehangatan berbuah mimpi buruk.

Bu,

dulu aku sempat berfikir ratusan bulan mampu menelan satu mimpi buruk, namun aku salah. Ternyata perlahan tapi pasti, mimpi buruk menjadi sebuah black hole yang menarik ku masuk kedalamnya. Tak perduli betapa cepat ku berusaha berlari, aku terus terisap kedalamnya. Blackhole itu terjadi karena ledakan kemarahan, kesedihan, yang berbatas tipis dengan kasih dan mimpi. Menggoreskan luka yang begitu dalam, dikedalaman hati yang mati.

Bu,

Malam ini, potongan demi potongan wajah kembali muncul. Wajah yang ku benci dan yang kucinta. Tapi wajah-wajah itu begitu kabur, tertutup kabut perih hati sehingga Aku tak dapat membedakan mana yang ku benci dan mana yang kucinta. Kabut itu menutup wajahmu. Membuatku tak dapat mengenalimu. Apakah aku mencintaimu, membencimu atau keduanya.

bu, tubuhku kini telah menjadi miliku, namun aku lupa fungsinya. Dan aku sudah tidak bisa melepas topeng ini karena tertanam dalam diporiku.

Dan bu, rindu ku merebahkan kepalaku di pangkumu, karena tubuhku letih. Kemarahan menyedot semua energiku, membuat topeng ini terasa makin berat disetiap hariku.

Ps : ini hanya sebuah cerita untuk ibu yang tak kan pernah beliau baca. biarlah kutulis dan kubawa hingga habis waktuku

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com