Beberapa hari minggu lalu, lagi asik – asik browsing, gw nemu berita ini :
http://www.waspada.co.id/Ragam/Gaya-Hidup/Suka-Sesama-Jenis-Tren-atau-Kelainan.h\
tml
sebagai seorang lesbian, gw menganggap inti tulisan disitu menurut gw sangat “aneh” . kenapa? Karena mereka sibuk mencari alas an orang menjadi homoseksual guna mendapatkan jawaban apakah homoseksual itu trend atau kelainan yang menurut gw, tidak akan pernah ketemu jawaban yang benar karena jawaban yang ditawarkan dua-duanya tidak tepat.
Sebagai seorang lesbian juga, klo gw ditanya pertanyaan ini, gw ga bisa kasih jawaban yang benar (karena memang pilihannya ga ada yang bener). tapi kalau akhirnya DIPAKSA untuk menjawab, I would rather bilang kalau homoseksual adalah kelainan. TAPIIII tidak berhenti disitu jawaban gw. Kenapa gw memilih kelainan sementara gw tahu menurut pendapat psikolog, homoseksualitas dipandang bukan lagi sebuah kelainan kejiwaan sepanjang org yg mengalaminya merasa nyaman dan tetap produktif dalam kesehariannya. Artinya selama seorang gay atau lesbian mampu hidup normal seperti layaknya manusia lainnya, hal itu adalah tidak masalah. Kini homoseksual bukan lagi dikatakan sebagai gangguan kejiwaan. Hal
ini sudah dirintis di Amerika Serikat pada tahun 1973. Sedangkan di
Indonesia tercantum dalam buku panduan PPDGJ-2 (pedoman penggolongan
dan diagnosis gangguan jiwa edisi 2-1983). ICD-10 (international
classification of deseases, 10th ed, 1992) dan PPDGJ-3, tahun 1993
turut memperkuat kategori tersebut.
Terus kenapa gw memilih jawaban kelainan? Alas an pertama karena pilihannya hanya dua trend atau kelainan. Dan alas an kedua, jelaslah homoseksual adalah lain dari hetero seksual. Indonesia adalah Negara yang heteronormativity nya dan budaya patriarkinya sangat kuat. Dua hal tersebut sudah mengakar didalam pikiran semua orang. Jadi bukan masalah mana benar mana salah. Tapi pikiran manusia-manusia sudah terlanjur di kotak-kotakan pada hitam dan putih, juga salah dan benar. Padahal dalam realitasnya ada wilayah yang abu-abu.
Kalau homoseksual dianggap sebagai suatu trend, ini sangat aneh buat gw. Gw pernah berdiskusi dengan teman sesame lesbian yang menganggap lesbian di kalangan anak muda cendrung terkesan trend. Itulah letak permasalahannya. Bukankah seorang anak sudah memiliki ketertarikan seksual sejak dia berusia 12 tahun? kenapa di ketika dia mempunyai ketertarikan dengan sesama jenis menjadi masalah, sedangkan ketika dengan lain jenis itu gpp? Dan kenapa homoseksual muda lebih berani sekarang dibanding jaman dulu? Gw berfikir, itu karena anak sekarang lebih pintar dan kritis dalam menanggapi hal-hal diseklilingnya. Dan juga, percaya atau tidak, lesbian muda yang sudah mulai berfikir out of the box, mereka sadar akan hak atas tubuhnya sebelum mereka benar-benar belajar tentang feminism, gender dan lain sebagainya. Lagipula, kalau dibilang homoseksual adalah trend, bukankah homoseksual sudah ada sejak dulu? Bukan baru satu dua tahun belakangan ini kan?
Kenapa kita harus selalu disibukan pada masalah hitam dan putih, benar dan salah, hujat menghujat, dan sebagainya sementara masih banyak yang harus diselesaikan, seperti kemiskinan, korupsi dan sebagainya? Being heterosexual dan homosexual, itu hanya masalah u suka ayam gw suka bebek. Ga ada dasar yang kuat untuk saling menyalahkan. Bedanya, dalam kasus homoseksual adalah, budaya patriarki dan heteronormativity yang mengakar kuat sehingga membuat orang belajar untuk menghargai apa yang sama dengan dia, tapi membenci apa yang berbeda.


0 komentar:
Posting Komentar